Senin, 21 September 2009

Pesan dari Bali utk Tanah Simalungun


Bali, mungkin semua orang di indonesia tau tentang bali bahkan hampir seluruh asia mengenal bali, sebagai salah satu tempat berlibur yang mengasyikkan dan menyenangkan tentunya. baik utk wisatawan dari indonesia maupun wisatawan yang jauh jauh datang dari negaranya utk menghabiskan liburannya di pulau Bali di tanah indonesia ini,bali yang di kenal memiliki beberapa daya tarik tersendiri bagi para wisatawan seperti keindahan alam,budaya dan keramahan warga sekitar sangat membuat nyaman para wisatawan, tak heran jika banyak orang atau diantara kita yg memiliki sebuah keinginan pengen berlibur ke pulau bali jika ada dana dan ada waktu yg cukup utk liburan di pulau bali atau pulau dewata.

sebenarnya tidak hanya Bali saja daerah wisata yang menyenangkan, msh banyak lagi seperti Bunaken di manado, lombok, Danau toba, dll yang ada di indonesia ini,
saya sedikit tertarik membicarakan danau toba, kebetulan krn saya berasal dari Sumatera utara.
sedikit sedih melihat kondisi danau toba belakangan terakhir ini. seperti daerah wisata yg sdg terlantarkan.
saya masih ingat ketika saya masih kecil banyak turis yg berkunjung ke danau toba, tak sulit menemukan turis d sekitaran kota parapat itu,
bayangkan jika kita duduk santai di parapat memandang wisatawan belanja oleh oleh khas parapat atau khas sumatera utara dgn penuh gembira membelanjakan Dollarnya seperti penduduk dunia yang belanja dan bersenang senang menikmati dollarnya seperti yang bisa kita lihat di Kuta Bali. menarik sekali tentunya jika kita bisa menyaksikan keramaian kota Parapat seperti yg ada di Bali.

Pemandangan alamya menurut hemat saya jauh lebih menarik di bandingkan daerah daerah lain, yang ada di indonesia bahkan lebih baik dari Bali menurut saya, jika keindahan dan kejayaan danau toba yg dulu sempat terkenal sama seperti Bali di pulihkan kembali dan di kembangkan menjadi resort keliling dunia, maka danau Toba tidak akan mengalami nasib yg sama dgn Danau Sentani di Bilangan Jayapura yg gelap dan Sepi tak ada bedanya kawasan yg kering dan sepi. harusnya pemerintah daerh sekitaran Danau Toba memperhatikan ini, krn sangat banyak pengaruhnya khususnya kpd Wisatawan dan bisa menambah mata pencaharian masyarakat sekitar, pemerintah harus serius dalam hal ini, tapi ada sedikit sedih ketika membaca sebuah Surat kabar kalo ternyata Pemerintah Simalungun tidak memasukkan anggaran biaya utk pemeliharan danau toba di APBD Simalungun 2010. bagaimana kah selanjutnya nasib danau toba jika kura di perhatikan oleh pemerintah daerah setempat khususnya, harusnya itu adalah hal yg sangat penting yg harus segera dilakukan oleh kita semua warga sumatera utara dan warga sekitaran danau toba termasuk pemerintah.

ada bayak hal yg sangat perlu di perhatikan, salah satunya menambah fasilitas2 umum disekitaran danau toba seperti lampu, memberikan pelajaran kepada masyarakat seperti kerajinan dan dll yang bisa dijadikan nilai jual kepada para wisatawan, dan jg memotivasi masyarakat agar ikut dalam program pemulohan Danau Toba,

Menjelang Pilkada Kab.Simalugun semoga saja kab Simalungun bersama pemimpin baru 2010 mendatang, seharusnya harus bisa menjadi motor penggerak kemajuan danau toba sebagai objek wisata berkelas dunia, kita bulatkan tekad (jangan asal jadi), berantas kebodohan, pembohongan dan saya sangat berharap datang seorang pendekar anti korupsi tentunya.hhehehee ke tanah Simalungun ini dan berpegang teguh kepada Haboran do Bona demi kemajuan Simalungun dan sekitarnya.


"SELAMAT PESTA DANAU TOBA 2009"

Selasa, 01 September 2009

Perantau Simalungun Minta pemerintah Pusat cepat bangun Infrastruktur Di Kab.Simalungun


Medan (SIB)
Usai berkunjung ke kampung halaman untuk mencari tahu persoalan pembangunan di Simalungun, sejumlah warga Simalungun yang merantau dan sukses di sejumlah kota utama di Indonesia dan di luar negeri (LN), membawa persoalan tersebut ke Provinsi Sumut dan ke pemerintah pusat. Pelaku ekonomi dimaksud mendesak pemerintah pusat menggelontorkan dana untuk membangun, utamanya infrastruktur dalam maksud mempercepat kesejahteraan rakyat.
“Kami sudah mendata, kemudian mentabulasi dan memilah skalanya. Yang paling utama adalah pembangunan infrastruktur yakni pembenahan jalan dan jalur penghubung hingga akses rakyat petani di Simalungun lebih maksimal, baik untuk mengangkut hasil pertanian maupun untuk sarana perekonomian lain,” ujar Wifajar Saragih di Jimbaran – Medan, Senin (31/8) di jeda jamuan pengusaha sukses asal Simalungun.
Sejak Kamis (27/8), sejumlah pengusaha sukses asal Simalungun berkumpul di Medan. Pertemuan yang digagas pribadi masing-masing atas dasar keinginan mempercepat peraihan kesejahteraan masyarakat dilanjutkan kunjungan ke Simalungun untuk melihat langsung denyut nadi kehidupan leluhur. Wilfajar Saragih yang menghabiskan pendidikan dasar dan menengah di Simalungun dan Pematangsiantar mengaku kemajuan sudah ada ketimbang masa kecil dan remajanya tapi masih dapat dimaksimalkan dengan loncatan-loncatan bila seluruh elemen masyarakat dilibatkan dan regulator menanganinya maksimal. “Orang Simalungun itu punya falsafah. Bila pembangunan dilakukan memegang teguh falsafah Habonaron Do Bona yang memositifkan bahwa setiap berpikir, melangkah dan berbuat tetap mengakar pada kebenaran sebagai asal mula dan akhir, saya optimis kemajuan Simalungun lebih maksimal,” tandasnya.
Wifajar Saragih menegaskan, rakyat Simalungun adalah masyarakat agraris pertanian hingga sektor tersebut harus diprioritaskan guna pemaksimalan daya saing. Katanya, hingga saat ini, hasil pertanian dari Simalungun masih berstatus daya saing regional. “Orientasinya harus dipercepat menjadi daya saing internasional karena beberapa bulan lagi perdagangan bebas ASEAN – China sudah diratifikasi. Bila hasil pertanian Simalungun masih seperti sekarang, akan tenggelamlah,” keluh Wifajar Saragih.
Pria yang memperistri Barbara Reni HD br Purba Sigumondrong itu mengatakan, pemerintah pusat dan Pemerintah Sumut diharap memberi perhatian lebih pada Simalungun karena daerah tersebut menjadi penyangga perekonomian provinsi. “Saya mencatat, infrastruktur amat minim di Simalungun yang kaya itu. Dampaknya, percepatan pergerakan ekonomi, terhambat,” tandas pria Wifajar Saragih yang berorangtuakan (ayah A Saragih – (SGA Kotamadya Siantar dan ibu R Purba Sigumondrong – SMP HKBP Siantar).
Selain mendesak pemerintah pusat dan berharap Pemerintah Sumut memberi perhatian, melalui website http://www.wifajarsaragih.com, Wifajar menuangkan sejumlah konsep membangun Simalungun berbasis kekuatan adat dan kemajemukan etnik mampu memberi nilai tambah pada Simalungun. Apa-apa yang ada di Simalungun dipromokan ke luar hingga pihak investor mengetahui kekayaan yang hendak digali. “Tetapi, harus ditegaskan, hendaknya kekhawatiran investor tentang high cost economi harus ditekan yakni memberangus biaya siluman dan kebocoran. Mimpi saya atau kami-kami orang perantau ini, Simalungun dibangun mencapai zero corruption tahun 2015. Dan itu bisa dicapai bila Habonaron Do Bona dipegang teguh,” ujar Wifajar Saragih yang bersama rekanannya datang ke Simalungun atas inisiatif berpegang pada hendak diberlakukannya ASEAN – China Free Trade pada 2010. (r10/f)